BBONENEWS, Magelang, – Debat perdana Pemilihan Bupati (Pilbup) Magelang yang digelar oleh KPUD Kabupaten Magelang berlangsung sengit pada Senin (29/10/2024). Acara yang diselenggarakan di Ballroom Hotel Artos ini dihadiri oleh pasangan calon (Paslon) bupati dan wakil bupati, yang beradu gagasan mengenai topik besar yang diangkat, yakni kesejahteraan masyarakat Kabupaten Magelang.
Topik kesejahteraan masyarakat serta kebijakan strategis birokrasi menjadi pokok pembahasan utama dalam debat. Para pengamat menilai bahwa kedua Paslon tampak masih terbentur pada persoalan anggaran ketika menyampaikan program-program unggulannya masing-masing.
“Apakah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Magelang akan mampu memenuhi semua janji dari pasangan-pasangan itu?” kata Syamsul Usman (44), seorang pengamat birokrasi di Kabupaten Magelang. Ia menyampaikan keraguannya terkait kemungkinan realisasi program-program tersebut dalam satu periode jabatan, mengingat PAD Magelang tergolong rendah tanpa dukungan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Sejauh ini, pembangunan infrastruktur di Magelang masih sangat bergantung pada anggaran dari pusat,” tambah Syamsul. Menurutnya, yang dibutuhkan Magelang adalah kemandirian dalam pendanaan melalui pengelolaan sumber daya sesuai hukum yang berlaku. “Magelang punya tambang pasir Merapi, Candi Borobudur, wisata air panas, wisata religi Gunung Pring, serta sumber daya alam lainnya yang potensial. Kalau dikelola dengan baik, itu semua dapat menghasilkan dampak positif bagi pemerintah daerah,” ujarnya.
Syamsul menilai bahwa debat perdana tersebut lebih menyerupai perdebatan panjang tanpa substansi yang kuat dan belum banyak mengangkat program-program yang benar-benar berdampak luas bagi masyarakat. “Masih dibutuhkan ketegasan dalam keberpihakan yang jelas pada rakyat, bukan pada kepentingan lain,” tegasnya.
Sementara itu, calon bupati nomor urut satu, Sudaryanto, menyampaikan gagasan yang ia sebut sebagai pendekatan realistis dan tidak berlebihan. “Kami memulai dengan program yang sangat sederhana, karena kami ingin masyarakat Magelang menjadi masyarakat yang sejahtera lahir dan batin, tanpa mengulang-ulang program yang sebenarnya sudah dijalankan oleh bupati sebelumnya,” kata Sudaryanto.