Menu

Mode Gelap

Filsafat 19:38 WIB ·

Menumbuhan Kesadaran Ber “Falyatalattof”


					Menumbuhan Kesadaran Ber “Falyatalattof” Perbesar

BBOneNews.ID – Di tengah tengah rangkaian ayat ayat suci Al Qur’an ada kata yang ditulis tebal dan besar yang berbunyi Falyatalattof yang artinya hendaknya kamu berlaku lemah lembut. Kata falyatalattof ini terdapat dalam ayat ke 19 surat Al Kahfi yang selalu dibaca oleh umat Islam saat malam Jum’at dan pada hari Jum’at. Lemah lembut dalam berkomunikasi merupakan salah satu rahasia sukses. Pak AR Fakhruddin selalu berkata dengan lemah lembut ketika berbicara langsung dengan Pak Harto.

Pak Harto yang orang Jawa kemudian juga melayani pembicaraan dengan Pak AR secara lemah lembut pula. Pembicaraan berlangsung dengan lancar dan santai kadang dibumbui humor yang cerdas dan sehat. Karena kesantunan pemimpin Muhammadiyah ini dalam berbicara Pak Harto kepranan kemudian menawarkan bantuan kepada Muhammadiyah. Kinten kinten menapa njih ingkang dipun betahaken dening Muhammadiyah sak menika?”Kira-kira apa ya yang dibutuhkan Muhammadiyah saat ini?” Kira kira begitu tanya Pak Harto. Pak AR pun menjawab apa adanya, juga dengan bahasa yang lemah lembut. Intinya, “Muhammadiyah sedang membangun kampus yang representatif”. Tanah sudah tersedia tetapi belum bisa dibayar dan dilunasi harganya. Pak Harto tersenyum sebagai tanda setuju untuk membantu. Pak AR mengucapkan terimakasih dan mendoakan agar Pak Harto mendapat balasan kebaikan yang setimpal dari Allah SWT, dan Pak Harto mengamini doa Pak AR.

Baca juga:  Energi Tuhan

Masih banyak lagi contoh bagaimana dengan berlaku lemah lembut membuat komunikasi lancar dan berhasil guna. Seperti ketika Mbah Hadjid atau Kiai Hadjid suatu hari berada dalam satu mobil dengan Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono IX melewati jalan Kaliurang. Obrolan atau pembicaraan berlangsung dengan santun. Kemudian Mbah Hadjid memberi tahu Ngarso Dalem ingkang Kaping IX bahwa di kiri kanan jalan sepanjang jalan Kaliurang ini belum ada sebuah masjid pun. Ngarso Dalem sebagai jalmo limpad paham dengan maksud Mbah Hadjid.

Kemudian Ngarso Dalem menghadiahkan atau menghibahkan tanah Kasultanan di dekat Kaliurang untuk Muhammadiyah. Di dekat tempat penjualan karcis wisata sekarang. Di tempat itu lalu dibangun masjid yang kemudian berkembang menjadi pesantren PUTM (Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah) yang terus melahirkan lulusan siap berdakwah di masyarakat luas. Tentu bukan hanya dalam beramar ma’ruf saja kata dan kalimat yang lemah lembut disampaikan. Dalam nahi munkar pun lemah lembut sangat efektif. Misalnya ketika Bung Karno atas bisikan atau usul orang komunis berniat membubarkan HMI maka ulama Muhammadiyah cepat bertindak taktis. Matur kepada Bung Karno agar maksud membubarkan HMI diurungkan. Karena pesan ini disampaikan dengan lemah lembut maka efektif. HMI selamat, tidak jadi dibubarkan.

Baca juga:  Magnetisme Politik Indonesia 2024

Bahkan untuk mengimbangi pengaruh kaum komunis di istana, Kiai Muhammadiyah menyelenggarakan acara bergengsi berupa penyematan Bintang Muhammadiyah untuk Bung Karno. Kemudian muncul semboyan yang sangat berpengaruh. “Sekali Muhammadiyah tetap Muhammadiyah!’ kata Bung Karno. Bahkan Bung Karno berwasiat, jika dia meninggal hendaknya jenazahnya ditutupi dengan bendera hijau, bendera Muhamadiyah.

Di dalam kitab suci Al Qur’an disebut ada, paling tidak tiga jenis kalimat. Kalimat yang tegas seperti kalimat dalam perjanjian perundingan, ini pun sebagai langkah taktis masih luwes dan bisa dinegosiasikan. Lalu ada kalimat yang ma’ruf yang terang benderang maksudnya. Dan ada kalimat yang lunak dan lembut (layyinah). Salah satu ciri kalimat lunak dan lembut adalah disampaikan dengan suara rendah dan enak didengar. Seperti kalau kita berbicara dengan orang yang lebih tua atau orang yang kita hargai martabatnya.

Baca juga:  Riyadhoh bersama ki Sundhul Langit

Nah dalam tahun yang disebut tahun politik biasanya jurus falyatalattof ini cenderung dilupakan. Yang justru berbalasan adalah jurus propaganda dan jurus provokasi yang memanaskan telinga. Jurus memukul dengan kata kata yang tentu saja akan dibalas dengan pukulan kata kata yang lebih keras lagi. Jika kemudian ada pihak yang menyadari kesalahan komunikasi seperti ini kemudian menurunkan tensi dan nada suaranya menjadi merendah, apalagi disambung dengan permintaan maaf karena telah melukai perasaan orang lain maka ada harapan pihak lain pun akan melunakkan sikap dengan membalas lewat kata-kata dan suara lemah lembut. Dengan demikian sumbu konflik telah dilepas sehingga suasana menjadi kondusif untuk melangsungkan silaturahmi dan pembicaraan atau rembugan yang produktif dengan kebaikan.

Nah kini memang saatnya mengkampanyekan jurus falyatalattof ini sebagai jurus pengurai hal hal yang bundet dalam kehidupan bersama kita. Semoga demikianlah adanya. Aamiin. [Mustofa W Hasyim].

Artikel ini telah dibaca 75 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Bersatunya Kiai Magelang Ingin Perubahan Dengan Memilih Sudaryanto Agung Trijaya Magelang Satu

6 Oktober 2024 - 10:04 WIB

KH. Hasyim Afandi, Bupati Magelang Yang Asal Temanggung Dicintai Rakyat Magelang dan Temanggung

6 Oktober 2024 - 07:46 WIB

Sambut September Ceria, Warung Soto Bang Jack adakan Kegiatan Jumat Barokah

1 September 2023 - 08:57 WIB

Hari Sungai Nasional Menguak Relief candi Borobudur dan Spiritual Sungkem Sungai

28 Juli 2023 - 13:29 WIB

Nyi Purwa Performance Art “Sungkem Kali” di Hari Sungai Nasional

28 Juli 2023 - 13:12 WIB

Khalwat KH Buya Syakur Yasin Disain Ulang Kualitas Manusia Bermakna Oleh Dona Romdona (Dai Milenial, asal Karawang Bekasi)

7 Juni 2023 - 20:37 WIB

Trending di Filsafat