Menu

Mode Gelap

Filsafat 17:17 WIB ·

Semesta Kebaikan Borobudur


					Semesta Kebaikan Borobudur Perbesar

BBOneNews.Id – Saripati Dialog Imajiner dari mbah Roso bertema Menghidupkan Semesta Kebaikan dari BOROBUDUR.

Borobudur khususnya dan Magelang umumnya memiliki sejarah panjang sebagai pusat ilmu, pusat budaya, pusat kearifan dan pusat kebaikan. Energi ilmu, budaya, kearifan dan kebaikan yang tersimpan disini sudah sering di-aktualisasi oleh para pemimpin agama, para pendidik umat, para penggerak budaya dan pemimpin masyarakat. Dan manfaatnya sudah dirasakan oleh masyarakat itu sendiri. Jejak-jejaknya sudah dapat dilihat dimana-mana, berupa pusat pendidikan, pusat peribadatan, pusat budaya dan pusat amal sosial kemasyarakatan.

Sekarang Indonesia dan dunia tengah menghadapi berbagai krisis. Diantarnya adalah krisis kemanusiaan (ekonomi tanpa keadilan yang menyengsarakan manusia), krisis spiritual (moral indvidal maupun moral komunal yang membuat manusia dan bangsa mengalami disoreintasi nilai), krisis intelektual (pendidikan mengalami disfungsi kualitas strategisnya) dan krisis persaudaraan (gagalnya atau kurang optimalnya lembaga budaya dan gerakan budaya sebagai gerakan mobilisasi persaudaraan antar manusia).

Baca juga:  Siswa Kelas 3 SD Negeri Pasuruhan 1 Mertoyudan Magelang Menyelamatkan Sungai dari Sampah

Untuk menghadapi dan mengatasi berbagai krisis mutakhir di atas diperlukan ikhtiar kemanusiaan, ikhtiar spiritual dan ikhtiar intelektual yang memadai.
Karena Inilah yang sedang dilakukan dan selalu diadakan oleh komunitas Gerbang Semesta Kebaikan Magelang. Dengan menyelenggarakan dialog-dialog keadaban dan dialog peradaban, dialog perdamaian, dialog persaudaraan dan dialog budaya secara rutin. Ikhtiar-ikhtiar itu kami himpun dan kami beri tajuk Menghidupkan Semesta Kebaikan dari Borobodur.
“Kita yang hidup di lingkungan Borobudur tidak bisa melepaskan begitu saja, tentang apa yang terjadi di Borobudur saat ini. ” katanya dalam sebuah diskusi singkat dengan pengampu komunitas semesta Kebaikan.
Bahwa Borobudur telah berubah fungsi dari pusat pendidikan/pelatihan dunia menjadi tempat wisata baru batuan yang tertata rapi. Bukan mustahil bahwa tradisi dan budaya masyarakat akan tergerus dengan sendirinya. Tergantikan oleh faktor kapital yang menggerakkan.
Antisipasi budaya dan psikologi masyarakat harus segera disusun, mengingat kondisi masyarakat sepertinya belum siap menerima kenyataan yang ada saat ini.
“Budaya hedonisme telah merasuki masyarakat sekitar borobudur. ” katanya. Lebih jauh Aris menambahkan, sebagai pengamat budaya, “saya sangat prihatin atas keadaan yang sekarang ini terjadi di seputaran Candi. Bisa jadi anak cucu generasi ketiga, sudah pada hengkang dan pergi dari lingkungan Candi dan bergeser entar kemana, karena mereka otomatis akan tergusur oleh yang kuat.”
“Yang kuat itulah yang akan menang, kecuali satu hal: keutuhan kekerabatan dan persatuan masyarakat masih utuh pada generasi berikutnya. ” pesannya kepada kami

Baca juga:  TK Embun Pagi Lumbir Banyumas Sarana Taman Kegembiraan

Bahwa komunitas gerbang semesta kebaikan Borobudur dalam melakukan berbagai kegiatannya merujuk pada
Beberapa Dasar spiritual teologis: yaitu Dasar Ideologis humanistis Pesan-pesan kebaikan yang bertebaran di Borobudur jangan dibiarkan mubadzir. Harus dihimpun, diolah serta ditransformasi menjadi energi gerakan kebaikan yang baru dan lebih segar.

Dengan rujukan ini manusia dan kemanusiaannya menjadi fokus penjelajahan ide menuju kepada solusi-solusinya. Solusi amal sosial, solusi ekonomi, solusi pelayanan pengembangan dan peningkatan kapasitas pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya.

Dasar kultural intelektual: Kata-kata (Pesan kebaikan) yang telah menjadi batu (candi) perlu dihidupkan kembali agar menjadi kata lagi (teks). Dan kata perlu dihidupkan dengan perbuatan.

“Kami melakukan upaya refungsionalisasi pesan-pesan kebaikan itu. Sebab banyak sekali pesan kebaikan itu hanya berhenti menjadi teks, membeku di batu dan hadir di pojok tersembunyi dalam kesadaran kita. Kami berupaya agar pesan kebaikan itu kembali hadir di tengah kesadaran, berfungsi menjadi energi penggerak untuk melakukan aksi-aksi kebaikan baru yang lebih segar dan bermakna. ”
Dalam hal ini kajian dan dialog kebaikan dan budaya pengalaman budaya dan ekspresi budaya yang fungsional menjadi salah satu kegiatan utama kami, pungkasnya [mbahRoso].

Artikel ini telah dibaca 58 kali

Avatar badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Satria Menang, akan Kembalikan Dana Hibah Masjid, Pesantren, Madrasah dan Tempat Ibadah Lainnya ke Masyarakat

7 Oktober 2024 - 09:58 WIB

Bersatunya Kiai Magelang Ingin Perubahan Dengan Memilih Sudaryanto Agung Trijaya Magelang Satu

6 Oktober 2024 - 10:04 WIB

KH. Hasyim Afandi, Bupati Magelang Yang Asal Temanggung Dicintai Rakyat Magelang dan Temanggung

6 Oktober 2024 - 07:46 WIB

Maklumat NU Kabupaten Magelang Untuk Memilih Sudaryanto menjadi Bupati Magelang

5 Oktober 2024 - 22:12 WIB

Komunitas Tionghoa Muntilan Dukung Sudaryanto Magelang Satu

4 Oktober 2024 - 14:17 WIB

Pilkada Kabupaten Magelang, Sudaryanto – Agung Trijaya Berpeluang Menang Mutlak Terhadap Grengseng Sahid

4 Oktober 2024 - 11:18 WIB

Trending di Jawa Tengah