Menu

Mode Gelap

Jawa Tengah 20:17 WIB ·

Desa Kalisegoro Ponpes PWNU Jateng


					Desa Kalisegoro Ponpes PWNU Jateng Perbesar

BBOneNews.Id – Barangkali bukan secara tiba tiba dan asal saja ketika poro Kyai Winasis Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah memutuskan memilih Kelurahan Kalisengoro sebagai lokasi untuk Pembangunan gedung Pesantren Mahasiswa.

Pembangunan Pesantren Mahasiswa PWNU Jateng memang sudah dimulai sejak 28 Agustus 2020 yang lalu. Pesantren mahasiswa ini rencananya akan berdiri di atas lahan sekitar 3 hektare dengan pagu biaya pembangunan ditaksir hingga mencapai Rp 12,5 miliar yang bersumber dari berbagai pihak yang menaruh perhatian besar terhadap masa depan generasi muda NU.

Gedung pesantren diproyeksikan mampu menampung ribuan santri (Mahasiswa) mukim yang akan diasuh dan dibimbing oleh para kyai NU. Kedepan pesantren ini direncanakan dapat berfungsi sebagai laboratorium pengembangan iomh pengetahuan agama dan dakwah Islamiyah.

Baca juga:  Ular Sanca Jumbo Secang

Secara administratif lokasi Pesantren ini tepatnya di Jalan Sekar Gading Barat, Kelurahan Kalisengoro, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Terkait dengan pemilihan lokasi inilah yang menurut penulis sangat menarik untuk dicermati baik dari sisi filosofi yang bertolak dari akar sejarah lokasinya maupun visi jangkauan masa yang akan datang.

Lokasi pesantren secara topografi berada dalam diaroma perbukitan yang masih dipenuhi dengan pepohonan dan hutan alami. Wilayah Gunungpati sendiri dalam berbagai sumber sejarah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika suksesi politik Kerajaan Pajang sepeninggal Sultan Hadiwijoyo. Dikisahkan pada tahun 1582 terjadi perang antara Pajang dan Mataram, sesuai perang Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan akhirnya wafat. Kekuasaan Pajang menjadi rebutan walaupun pada akhirnya tahta Kerajaan Pajang diambil alih oleh Arya Pangiri putra mantu yang berasal dari Demak. Sedangkan Pengeran Benawa sendiri justru menjadi Adipati di Jipang Panolan.

Baca juga:  Deklarasi Papera di Pasar Wonogiri: Upaya Menjembatani Pedagang Tradisional Menghadapi Perdagangan Global

Disebutkan jika masa kepemimpinan Arya Pangiri tidak sebijak raja sebelumnya, karena justru sibuk mengurusi upaya balas dendam terhadap Mataram. Karena hal itu kesejahteraan rakyat Pajang tidak begitu diperhatikan. Mendengar kondisi tersebut maka Pangeran Benawa bersekutu dengan Danang Sutawijaya untuk menyerang Pajang (1586). Dalam ekspansi tersebut Arya Pangiri kalah di tangan dua persekutuan dua pasukan tersebut, selanjutnya Arya Pangiri dipulangkan kembali ke Demak, lantas kepemimpinan Pajang diambil alih oleh Pangeran Benawa.

Kekalahan Arya Pangiri nampaknya menjadi beban bagi Arya Pamelad Adipati Tuban sebab dahulu pemilihan Arya Pangiri sebagai Sultan Pajang adalah karena rekomendasi dari Adipati Tuban Arya Pamalad, yang mengajak Panembahan Kudus untuk mengangkat Arya Pangiri menjadi Sultan Pajang kedua. Dikisahkan setelah Arya Pangiri dikembalikan ke Demak selanjutnya beliau pergi ke Tuban untuk meminta bantuan Adipati Tuban guna menuntut balas pada Pangeran Benowo dan Panembahan Senopati Mataram. [Sofyan Mohammad – Part01]

Artikel ini telah dibaca 88 kali

Baca Lainnya

Sudaryanto dan Agung Trijaya, Calon Bupati dan wakil Bupati kabupaten Magelang Minta Nasehat Bante di Mendut

18 Oktober 2024 - 18:21 WIB

Konsolidasi Relawan di Desa Ngargoretno, Salaman: Warga Nahdliyin Bersatu Dukung Sudaryanto – Agung Trijaya

18 Oktober 2024 - 07:26 WIB

KH Usman Ali: Berkah Kiai Kuwi Juga Ngikuti Opo sing Dadi Kekarepane Kiai. pilih Sing Baju Putih lan Baju Ireng

8 Oktober 2024 - 14:49 WIB

Satria Menang, akan Kembalikan Dana Hibah Masjid, Pesantren, Madrasah dan Tempat Ibadah Lainnya ke Masyarakat

7 Oktober 2024 - 09:58 WIB

Bersatunya Kiai Magelang Ingin Perubahan Dengan Memilih Sudaryanto Agung Trijaya Magelang Satu

6 Oktober 2024 - 10:04 WIB

KH. Hasyim Afandi, Bupati Magelang Yang Asal Temanggung Dicintai Rakyat Magelang dan Temanggung

6 Oktober 2024 - 07:46 WIB

Trending di Filsafat